Kesadaran Dalam Bertindak dan Berpikir

avatar

Pendidikan mempunyai tujuan mencerdaskan. Akan tetapi ketika kita mencermati, orang yang menghabiskan banyak waktu di bangku sekolah mempunyai pemikiran yang terkotak-kotak. Mereka berpola pikir sesuai bentuk yang diinginkan lembaga pendidikan dimana mereka belajar.

Apakah itu yang disebut cerdas? Menurut pendapat saya tidak demikian. Cerdas bagi saya adalah kemampuan untuk berpikir logis dan kritis. Walaupun tingkat kritis dan logis tersebut bertingkat-tingkat paling tidak, setelah lulus dari sekolah tinggi akan menjadi manusia yang sadar akan dirinya dalam bertindak dan berpikir.

Orang terdidik terkadang berpikir sangat terframing.Saya ambil contoh ketika para pendidik mewajibkan seragam sekolah. Pola pikir mereka hanyalah menyeragamkan padahal ada orang tua murid yang merasa berat untuk membeli seragam. Memang , penyeragaman itu bagus tetapi ketika sesuatu yang dianggap bagus itu dipaksakan kepada semua orang, belum tentu bagus untuk semua. Akhirnya, terjadilah hukum siapa kuat dia yang menang dan menguasai. Kewajiban seragam tak bisa ditolak oleh orang tua murid. Mau bagaimana jika menolak mungkin akan mendapatkan sangsi. Lagi-lagi yang menjadi korban adalah anak didik.

Sedari itu, saya mulai berpikir untuk membebaskan diriku dari framing para tokoh atau para pakar sekalipun dalam menanggapi segala isu di sosial media maupun dalam kehidupan nyata. Saya tidak mau terjajah secara pikiran dengan pendapat mereka. Dengan menggunakan logika, saya menempatkan diri sebagai seorang yang kritis dan tidak mudah menerima apa yang dikatakan oleh para pakar atau tokoh. Tokoh dan pakar bukan siapa-siapa saya , lantas kenapa saya harus mengikuti mereka.



0
0
0.000
2 comments