Korupsi Itu Budaya

avatar

Jika banyak tokoh politik bersuara bahwa mereka anti korupsi itu hanyalah sebatas retorika. Pada prakteknya terjadi korupsi disemua lini kehidupann. Dan praktek korupsi tersebut telah menjadi budayan dan tradisi.

Menjadi sebuah rahasia umum ketika tahun ajaran baru. Saat itu sekolah-sekolah negeri sedang menerima murid baru. Keterbatasan sekolah negeri jika dibandingkan jumlah pelajar membuat para pelajar berebut untuk bisa masuk ke sekolah negeri. Dengan membludaknya pendaftar pada sebuah sekolah negeri, disini akan kita jumpai praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Kebiasaan suap menyuap antara oknum dari sekolah dan oknum orang tua murid yang ingin anaknya diterima disekolah yang diinginkan menjadi sebuah rahasia umum dan kewajaran. Oknum dari pegawai sekolah pun merasa hal itu adalah hal yang lumrah dan halal pendapatan dari hasil jual beli kursi.

Disinilah sebanarnya akar korupsi telah tumbuh. Dan akar itu akan terus menjalar sehingga bisa menumbuhkan tunas-tunas baru dan pohon yang besar dan kuat yaitu "pohon korupsi" .

Seharusny pemerintah hadir dalam pendidikan secara menyeluruh. Memberikan sekolah gratis dan memudahkan siswa mendafatars sekolah. Membuat lebih banyak lagi sekolah baru agar bisa menampung siswa yang hiperinflasi terutama di kota-kota besar. Sekolah didaerah tidak perlu diperbanyak tapi diperbaiki kualitasnya sedang sekola di kota besar harus diperbanyak dan ditingkatkan kualitasnya.

Dengan demikian tidak akan terjadi antrian panjang siswa yang mau mendaftar disekolah negeri. Jika tidak ada antrian akan mengurangi praktek jual beli bangkus sekolah.

Pic : Gambar milik pribadi dari arsip
Korupsi menjadi budaya karena sudah dimulai sejak usia sekolah. Orang tua, guru dan siswa harus menyadari kemampuan mereka dan tidak memaksakan kehendar untuk bisa masuk ke sekolah tertentu sehingga tidak menggunkan segala cara.



0
0
0.000
2 comments