Menyamakan Orang Lain Dengan Diri Kita Atau Sebaliknya : Jangan dilakukan

avatar

Jika kamu mencermati chanel youtube kamu akan mendapati para influencer ingin mengajak dan membawa kamu ke dunia mereka. Mereka ingin kamu sama dengan mereka. Setelah kamu merasa sama kamu akan menghukumi orang lain sama dengan kamu.

Ini sangat berbahaya karena akan menimbulkan sikap intoleransi. Kenapa demikian, karena standar setiap orang berbeda. Dalam kehidupan, kita harus memberikan toleransi perbedaan pendapat dengan orang lain. Saya ambil contoh ada ulama dari luar negeri yang datang ke Indonesia dan berceramah tetapi ceramah itu hanya membid'ahkan masyarakat Indonesia. Ini adalah bentuk penstandaran diri si ulama itu dengan masyarakat kebanyakan masyarakat Indonesia.

Sikap seperti ini adalah ahistoris dengan perkembangan Islam di Indonesia. Dalam pendapat saya, jika ulama atau penyebar agama yang pertama kali datang ke Indonesia berpola pikir seperti ulama yang dari arab itu? Kemungkinan besar ulama tersebut sudah di usir dan masyarakat Indonesia masih tetap dengan agama nenek moyang mereka. Kenapa para walisongo mengambil pendekatan yang berbeda? Mereka memberikan toleransi dengan kebudayaan setempat bahkan mereka menikahi perempuan pribumi. Dengan strategi ini Islam berkembang pesat di Jawa khususnya. Masyarakat tidak merasa tersingkirkan. Mereka sendirilah yang harus membuang tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Bayangkan jika dakwah itu dilakukan dengan menendang sesajen masyarakat jawa. Mungkin ulama yang model begini sudah dirujak sebelum menyampaikan Islam.

Model ustadz dan ulama luar yang datang langsung membid'ahkan hanya menggores masa lalu ketika awal Muhammadiyah memasuki kampung-kampung. Akhirnya Muhammadiyah mengambil jalan halus dengan membuat sekolah-sekolah. Mereka biarkan orang tua mereka dengan tradisi lama namun siswa-siswa Muhammadiyah diajarkan untuk memurnikan ajaran Islam tanpa harus berdebat dan beradu pendapat yang akhirnya menimbulkan permusuhan. Itulah Islam di Indonesia dan bijaknya ulama Indonesia. Mereka memberikan setandar minimal untuk masyarakat awam dan memberikan standar tinggi untuk diri mereka sendiri.

Sedangkan ulama kemarin sore melakukan sebaliknya... mereka merasa sebagai pahlawan tetapi pahlawan kesiangan.



0
0
0.000
3 comments
avatar

..mereka merasa sebagai pahlawan tetapi pahlawan kesiangan..

aha

0
0
0.000