Provokasi atau Ceramah Agama Kok Bawa Pedang Segala

Seorang penceramah membawa pedang dan mengacungkanya dengan teriak-teriak. Apa sebenarnya yang ada benak si dai bukanlah ilmu tapi hawa nafsu.

Seorang berilmu dalam negeri yang damai kemudian berceramah dengan memprovokasi dengan senjata tajam bukanlah ilmu yang disampaikan tetapi adalah doktrin dan provokasi.

Sampai kapan umat ini menjadi cerdas? Pengerahan masa, aksi bela ini dan bela itu. Perbedaan pandangan terhadap perang di daerah timteng menjadikan orang yang kontra dengan mereka dianggap sebagai munafik dan bahkan mereka mengatakan usir dari NKRI. Enak saja main usir. Kami lahir dan besar di sini, nenek moyang kami lahir dan besar dari darah pribumi asil , kok kalian mau usir kami hanyak kalian membela warga negara lain. Sebuah logika tak sehat pemuja agama.

Mata hati mereka sudah buta oleh ajaran agama mereka yang diajarkan oleh dai-dai mereka. Agama yang dilihat hanya dari sudut pandang mereka, Kami juga punya hak untuk memandang suatu persoalan dari sudut yang lain. Ketika kami berbeda dengan mereka , kami dianggap kafir, munafik. Ini yang disebut intoleransi.

Titik intoleransi pada pemikiran mereka mengarah kepada radikal. Bagaimana tidak... ketika ada ustadz dan kyai yang tidak membicarakan negara konflik tersebut disebut anjing.

Orang yang berbeda pendapat dengan mereka dianggap sebagai ancaman. Orang yang tidak suka dengan mereka disebut islamopobia. Indonesia telah terjangkit islamopobia... Kalau islamopobia mana ada negara yang menggunakan undang-undang pernikahan dengan undang -undang islam. Adzan berkumandang dengan speaker dimana-mana. Masjid ada dimana-mana. Masih saja mereka kurang puas, mereka sholat dilapangan , mereka sholat di jalanan tanpa ada alasan yang jelas. Jika Idul fitri dan idul adha sholat dilapangan itu dibenarkan tapi even-even demo kemudian dengan menggunakan dalih agama dzikir dan sholat berjamaah di lapangan.. itu kan parah. Dari mana dalil agama yang membenarkan tindakan mereka kecuali hawa nafsu. Mereka tidak sedang menjalankan ajaran agama tapi sedang mengikuti hawa nafsu mereka.